Benteng Pendem Ngawi, atau yang memiliki nama asli Benteng Van Den Bosch merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada masa Perang Diponegoro, 1825-1830.
Benteng dengan bangunan sekitar 165 x 80 meter ini berada di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Lokasinya sangat mudah dijangkau dari pusat kota Ngawi, karena hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer.
Menurut sejarahnya, pada tahun 1825, Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. Dalam rangka penguasaan jalur perdagangan dan mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi, Belanda membangun Benteng Van Den Bosch.
Pembangunan benteng yang selesai ada tahun 1845 tersebut dihuni oleh sekitar 250 tentara Belanda dengan persenjataan senapan, meriam api, dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van den Bosch.
Benteng ini akhirnya direvitalisasi total dengan perencanaan sejak 2019 setelah dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo. Persiapan dan tahap awal dilakukan untuk merancang proses revitalisasi.
Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi mulai dikerjakan sejak 10 Desember 2020, dengan nilai kontrak sebesar Rp 113,7 miliar, yang digunakan untuk merehabilitasi sebanyak 13 bangunan di dalam kompleks Benteng serta penataan Kawasan Inti Benteng.
Pada prosesnya, ditemukan sejumlah fakta terkait Benteng Pendem Ngawi. Fakta pertama adalah ternyata lubang pintu dan jendela yang ada di Benteng Pendem Ngawi diketahui lebih banyak jumlahnya dibandingkan pintu di bangunan bersejarah Lawang Sewu. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Ngawi Ony Anwar melalui unggahan instagramnya.
“Benteng Pendem memiliki 510 buah lubang pintu dan jendela, yang mana melebihi Lawang Sewu 429 buah lubang pintu dan jendela,” tulis tulis Bupati Ngawi, Rabu (14/12/2022).
Dengan revitalisasi yang sudah mencapai 100 % ini, Bupati Ngawi berharap Benteng Pendem Ngawi bisa segera diresmikan sekaligus dibuka sebagai destinasi wisata edukasi, sejarah, dan landmark kawasan heritage di Kabupaten Ngawi.
“Mudah-mudahan (Benteng Pendem Ngawi) dapat menjadi salah satu ikon cagar budaya di Ngawi dalam rangka mengedukasi sejarah kepada masyarakat, terutama terkait perlawanan pejuang bangsa Indonesia dalam mengalahkan penjajah,” imbuhnya.
Fakta kedua yang disebutkan oleh Ony Anwar terkait Benteng Pendem Ngawi adalah 70 persen struktur bangunan asli memiliki pondasi benteng dengan kedalaman 5 meter. Sehingga, menjadikan benteng ini berdiri kokoh sejak tahun 1845.
Kemudian Fakta ketiga disebutkan bahwa luas lahan kawasan Benteng Pendem adalah 21,18 hektare atau setara dengan seperempat luas lahan Monas di Jakarta.